
Tahu dan tempe sudah akrab di lidah orang Indonesia sejak lama. Makanan hasil variasi olahan kacang kedelai ini pun menjadi makanan yang populer karena harganya yang relatif terjangkau untuk dikonsumsi masyarakat dari berbagai lapisan, mulai dari masyarakat kelas bawah, masyarakat kelas menengah, hingga masyarakat kelas atas. Bahkan seperti diberitakan, tahu dan tempe mulai digemari beberapa negara tetangga seperti Malaysia , Jepang, dan lain – lain karena rasanya yang nikmat serta bergizi tinggi.
Hal yang menarik dari keberadaan industri tahu dan tempe adalah skala industrinya yang kebanyakan masih berupa industri kecil dan menengah yang berproduksi dengan metode tradisional, padahal daya beli masyarakat untuk produk ini relatif tinggi.
Meskipun didalam persaingan dengan makanan luar negeri, tahu dan tempe tetap eksis di pasaran. Pasar untuk produk ini pun tergolong cukup luas, namun biasanya konsumen tahu dan tempe merupakan kalangan menengah ke bawah. Observasi kelompok 10 pada salah satu sentra industri tahu dan tempe ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi serta karakteristik industri tersebut sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai industri tahu dan tempe.
Observasi dilakukan di Desa Krajan, Kelurahan Mojosongo yang merupakan sentra industri tahu dan tempe. Industri tahu dan tempe di Desa Krajan tergabung dalam satu paguyuban pengarajin tahu dan tempe “Sumber Rejeki”. Industri tahu dan tempe yang dipilih adalah milik Bapak Sutadi yang beralamat di Desa Krajan, RT 03 RW 03, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta. Industri ini berdiri sekitar tahun 1950 dan sudah beroperasi selama dua generasi. Pada awalnya, industri ini hanya memproduksi tempe sebagai produk utama, namun karena semakin bertambahnya jumlah industri sejenis di sekitarnya, maka sekitar tahun 1970-an industri ini mulai memproduksi tahu.
Jumlah tenaga kerja di pabrik tahu berjumlah delapan orang, sedangkan pekerja yang memproduksi tempe berjumlah sepuluh orang termasuk Bapak Sutadi selaku pemilik pabrik. Proses produksi mulai dari pengolahan bahan mentah hingga pemasaran dilakukan oleh pekerja secara bersama – sama. Hal yang dapat dilihat dari pengamatan terhadap proses produksi di pabrik tahu dan tempe adalah setiap pekerja memiliki tingkatan yang sama sehingga tidak ada hierarki yang jelas antar pekerja seperti pada industri besar. Hal ini dikarenakan tidak jelasnya struktur organisasi dalam industri kecil dan menengah.
Salah satu produk kedelai yang paling terkenal adalah tempe,bahkan tempe diluar negeri masuk ke dalam makanan sehat berkelas dan mahal. Tempe merupakan makanan warisan leluhur yang bikin para vegan jatuh cinta. Resto vegan mengolah tempe menjadi berbagai macam jenis makanan,bahkan mereka olah menyerupai daging,semisal stik.
Produsen tempe dengan kapasitas besar,tentu akan sangat kerepotan jika harus mengemas tempe satu satu secara manual,sehingga dibutuhkan alat atau mesin yang dapat meringankan pekerjaan mereka. Aneka Mesin sebagai produsen mesin lokal Indonesia ,kini sudah bisa menyediakan mesin pengemas tempe moderen .