Upaya Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi, dan Usaha Kecil menengah (PMP-KUKM) Kota Batam untuk bisa memasarkan produk UKM Indonesia, ke luar negeri terus dilakukan. Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor produk UKM adalah pasar Singapura. Ini merupakan strategi UKM yang sangat baik untuk mengangkat UKM naik level.
Sebelumnya, beberapa pengusaha di Singapura telah memiliki ketertarikan khusus untuk memasarkan produk-produk UKM Batam ke negaranya. Bahkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Batam mendapat tawaran kerjasama agar produk-produk mereka hasilkan bisa dipasarkan ke Singapura.
Kerjasama tersebut digarap oleh Pendamping Dampak MEA dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pasar Koperasi UKM (PMP-KUKM) Kota Batam dengan menggandeng Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura.
“Ini merupakan penjajakan awal terkait dengan kondisi ekonomi ASEAN. Ini juga merupakan strategi UKM yang kita coba dorong sehingga produk kita dapat masuk ke negara tetangga” kata Febrialin, Kepala Dinas PMP-KUKM Kota Batam dikutip dari www.Batam.tribunnews.com.
Pelatihan Kemasan Untuk UKM
Untuk meningkatkan daya saing produk UKM Batam, pada kesempatan ini PMP-KUKM Kota Batam sengaja mendatangkan Francis Tan selaku Direktur Distributor Trejoy PTE LTD di Singapura untuk memberikan pelatihan bagi para pelaku UKM di Batam.
Agar produk UKM Indonesia bisa diterima pasar Singapura, harus memiliki standar internasional. Contohnya melengkapi produk UKM dengan kemasan produk yang mencantumkan informasi lengkap terkait kandungan produk (ingredients), tanggal kadaluarsa, komposisi nutrisi bahkan tanda peringatan untuk produk-produk tertentu seperti makanan dan minuman.
Hadir dalam pelatihan tersebut sekitar 50 orang pelaku UKM yang 80% dari mereka didominasi oleh produsen makanan dan minuman, sedangkan sisanya adalah pelaku usaha kerajinan tangan.
Setelah melihat produk-produk yang dihasilkan UKM Batam, Francis mengaku dirinya belum melihat produk yang sesuai dengan standar internasional, baik dari segi kemasan hingga label produk. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi pelaku UKM yang memperbaiki tampilan produknya sesuai dengan saran Francis, tentu masih ada peluang untuk bisa dipasarkan di Singapura.
“Harga harus bersaing di pasar internasional nantinya. Saya sarankan para wirausahawan ini bekerjasama dengan sesama UKM sehingga ada perbaikan dalam produknya” tambah Francis.
Selain itu, Sugih Rahmansyah selaku Atase Perdagangan KBRI di Singapura juga menginginkan produk Indonesia dapat merambah pasar Singapura dengan adanya pertemuan seperti ini. “Saling berbagi pengalaman untuk dapat melakukan penjualan produk di Singapura” ujarnya.
Kedepannya pelatihan kemasan dan label produk UKM Batam akan sering diselenggarakan agar hasil karya masyarakat bisa diterima konsumen di negara tetangga.