Kemasan produk selain berfungsi sebagai wadah atau perlindungan dari produk tersebut, utamanya sebagai sarana promosi efektif bagi IKM.
Kemasan produk sebaiknya tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tetapi juga mampu berfungsi sebagai sarana promosi yang berdaya jual serta memenuhi fungsi lainnya seperti memberikan perlindungan bagi produk yang dikemas, sumber informasi dan memiliki ciri khas produk yang akhirnya konsumen tertarik dan merasa puas dengan produk tersebut.
Pengembangan dan peningkatan kualitas kemasan merupakan salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan daya jual dan daya saing produk IKM. “Kilinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek Ditjen IKM, didirikan untuk membantu IKM mendapatkan kemasan yang berkualitas,” kata Agus yang menjabat sebagai Manejer di Kilinik Kemasan.
Menurut Agus, selain memberikan pelayanan kepada IKM untuk desain dan merk, Klinik Kemasan juga memberikan bimbingan dan konsultasi untuk perbaikan desain kemasan dan merk.
“Banyak IKM yang telah dibantu, mendaftarkan lewat Disperindag sebagai Pembina, lebih dari 200 IKM setiap tahunnya. Sedang yang datang langsung sekitar 20 IKM,” papar Agus. Setiap daerah, lanjutnya, mendapatkan jatah 20 IKM, untuk tahun ini diprogramkan ada 10 daerah Kabupaten/Kota/Provinsi.
IKM yang mengajukan bantuan ke Kilnik Kemasan, ada IKM pangan, sandang, kerajinan, dan yang lain. “Yang paling banyak, sekitar 80% adalah IKM pangan,” jelas Agus.
Klinik Kemasan, lanjutnya, juga membantu cetak kemasan hasil desain sebanyak 500 kemasan, yang telah dibantu cetak kemasan sudah ada 30-40 IKM. Klinik Kemasan mempunyai tenaga operasional yang berpengalaman, yaitu tim desainer produk dan grafis serta instruktur. Jumlah karyawan ada 6 orang, 4 orang sebagai desainer, satu orang sebagai manajer dan satu orang sekretaris.
“Dalam satu tahun desain kemasan yang dihasilkan bisa sampai 600 desain kemasan, karena satu permintaan dibuatkan 2-3 alternatif desain,” kata Agus.