Makin Gurih Kecapnya, Makin Legit labanya

Hampir di setiap meja makan dan meja dapur, terselip botol kecap. Sebagai penyedap masakan, kecap sangat akrab dengan lidah orang Indonesia. Tak heran, bisnis kecap kian menggiurkan karena konsumsi yang bertambah besar. Olahan kedelai dan gula aren ini bisa mendatangkan keuntungan hingga 30%.

Kecap adalah salah satu produk olahan kedelai yang sejak lama akrab di lidah masyarakat Nusantara. Bahkan, sebagian dari mereka telah menganggap kecap sebagai bumbu pelengkap yang tak bisa dipisahkan dari setiap sajian yang dimasak setiap hari.

Selain sebagai penyedap masakan, kecap juga sering menjadi teman bersantap. Rasanya yang gurih dan manis, kerap menggugah selera saat kita menyantap makanan.

Lantaran penggunaan kecap sudah populer sejak dulu, tidak mengherankan jika hampir setiap daerah di Indonesia memiliki kecap yang menjadi ciri khas di daerah tersebut. Bahkan, merek-merek kecap itu sudah dikenal sejak puluhan tahun silam. Sebut saja, kecap Mirama, Sukasari, Menjangan, Cemara dan lainnya.

Pangsa pasar kecap di Indonesia memang cukup besar. Saat ini, pasar kecap tingkat nasional masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar dengan jangkauan pemasaran yang luas. Seperti PT Unilever dengan nama produk Kecap Bango, PT Heinz ABC dengan produknya ABC, PD Sari Sedap Indonesia dengan kecap bermerek Kecap Nasional, dan PT Indofood Sukses Makmur dengan label Kecap Indofood.

Meski sejumlah produsen besar telah merangsek masuk, bukan berarti peluang bisnis kecap tertutup. Terbukti, para pemain baru, dengan mengusung merek yang lebih lokal dan skala yang lebih kecil bisa mencuil pasar kecap. Dengan mengutamakan kualitas bahan baku dan proses pembuatan, mereka masuk ke pasar premium.

Maklum, pasar kecap terus membesar seiring tingginya tingkat konsumsi penduduk Indonesia. Selain konsumen rumah tangga, pembeli kecap juga datang dari pelaku usaha kuliner. Kondisi inilah yang membuat pasar kecap bisnis kecap masih menjanjikan.

Salah satu produsen kecap di Majalengka, Suhardi Saad Wangsadidjaja, menilai potensi bisnis kecap masih sangat bagus di masa mendatang. “Di setiap daerah masih terbuka peluang untuk membuka pabrik kecap,” jelas pemilik CV Madja Mendjangan ini.

Apalagi, bila kualitas produksi kecap baik, tak tertutup kemungkinan kecap menjadi produk khas daerah tertentu. “Jadi, wisatawan bisa membeli kecap dari daerah itu sebagai oleh-oleh,” kata Suhardi.

Lantaran kenikmatan yang sudah melekat kuat di lidah, sering para perantau akan membawa kecap dari daerah asalnya. Demikian pula, dengan pengusaha kuliner khas dari daerah tertentu yang biasanya mengandalkan merek kecap dari daerahnya. Supaya cita rasa masakan tak berubah, mereka juga akan mengambil kecap daerah saat berekspansi ke luar daerah.

Suhardi yang menjual kecap merek Madja Mendjangan menyebut bisnisnya terus meningkat. Kini, setiap bulan, ia mampu mengolah satu ton kedelai hitam dan menghasilkan sekitar 1.200 liter kecap.

Untuk menjaga kualitas Madja Mendjangan, Suhardi hanya menggunakan kedelai hitam sebagai bahan baku kecapnya. Ia mengemas kecap dengan rasa manis sedang itu dalam ukuran 575 cc, 275 cc dan 140 cc. Harga jual Madja Mendjangan mulai dari Rp 4.500 untuk kemasan 140 cc, Rp 8.000 untuk kemasan 275 cc dan Rp 16.000 untuk kantong 575 cc.

Kapasitas produksi yang terus meningkat juga dialami oleh Eni Purbani, produsen Kecap Cemara dan Jamburi di Blitar, Jawa Timur. Membangun usaha pembuatan kecap sejak 1994, kini Eni mengolah hingga 2,5 ton kacang kedelai setiap bulan. Padahal, saat pertama kali membuka usaha pembuatan kecap 20 tahun silam, kapasitas produksi Eni baru 10 kilogram (kg), setiap kali produksi.

Selain potensi pasar yang terus meningkat, usaha pembuatan kecap juga menjanjikan keuntungan yang cukup menggiurkan. Asal tahu saja, margin yang bisa dikantongi para pelaku bisnis ini bisa mencapai 20% hingga 30%. Apakah Anda tertarik?

Untuk melayani konsumen dengan kebutuhan kecil,pengusaha kecap baik industri besar maupun industri rumahan berlomba lomba untuk mengemas kecap ke dalam kemasan sachet. Dengan kemasan sachet selain lebih terjangkau bagi konsumen,praktis dibawa kemana saja,juga sesuai dengan kebutuhan konsumen kecil,seperti keluarga kecil,perseorangan,anak kos,dan lainnya.

Untuk Mengemasnya menjadi kecap sachet,membutuhkan mesin atau alat pengemas kecap sachet yang cepat,moderen dan ekonomis tentunya. Mengenai Mesin pengemas silahkan klik disini.

 

Sumber

 

Tinggalkan komentar