Gula Aren, Gula Merah dan Gula Batok apa bedanya? Ada berbagai macam gula yang harus tersedia di dapur. Selain gula putih, ada juga gula merah yang biasa dijadikan campuran makanan. Selain gula merah, ada juga gula aren serta gula batok yang bentuknya serupa, tapi tentu saja tak sama.
Agar tidak salah, perhatikan perbedaan ketiga gula ini saat belanja di pasar, ya!
1. Gula merah
Gula jawa atau gula merah berbentuk silinder. Pemanis ini dibuat dari nira atau cairan yang keluar dari batang pohon palem. Warna gula merah lebih berwarna cokelat terang dibanding gula aren dan gula batok. Kenapa dinamakan gula jawa? Soalnya para pembuat gula merah kebanyakan berada di daerah Jawa. Gula merah lebih cocok untuk dijadikan campuran pemanis pada masakan misalnya untuk sambal agar rasanya tidak terlalu pedas atau pewarna beras ketan untuk wajik. Gula merah juga banyak digunakan sebagai campuran bumbu rujak.
2. Gula aren
Kalau gula aren terbuat dari nira pohon aren. Cara membedakannya dengan gula merah adalah warnanya lebih cokelat. Aromanya juga jauh lebih kuat dan rasanya lebih manis. Kalau dihancurkan, akan terdapat kristal di dalamnya. Penggunaan gula jenis ini cocok dijadikan saus untuk minuman. Atau makanan seperti bubur sumsum karena tanpa pemanis tambahan, rasa manisnya sudah pas.
3. Gula batok
Kalau melihat ada gula merah yang berwarna hitam pekat, bisa dipastikan itu adalah gula batok. Dinamakan gula batok karena gula ini dicetak dengan menggunakan batok kelapa sehingga bentuknya jadi setengah lingkaran. Sama seperti gula aren, gula batok juga berasal dari nira pohon aren. Hanya saja gula batok lebih keras dan digunakan kalau ingin membuat saus atau kuah yang berwarna lebih hitam. Biasanya gula ini dibuat menjadi cuko untuk pempek Palembang sehingga juga disebut sebagai gula batok Palembang.
Demikian perbedaan ketiga jenis gula tersebut. Kita jadi tahu perbedaan dan cara penggunaannya dalam masakan, kan? Jadi, jangan sampai salah beli, ya!