Prospek Masa Mendatang Industri Teh

Konsumsi teh global diproyeksikan akan meningkat hampir 3% setiap tahunnya selama satu dekade mendatang. Meskipun konsumsi teh domestik Indonesia telah bertumbuh subur selama dekade-dekade yang lalu, konsumsi teh per kapita tetaplah rendah (terlebih lagi kelas menengah urban Indonesia semakin mengembangkan “gaya hidup konsumsi kopi”). Kendati begitu konsumsi minuman teh dingin telah bertumbuh dengan kuat di beberapa tahun terakhir. Impor teh, meskipun berasal dari jumlah yang kecil, telah meningkat di periode Reformasi (terutama dari Vietnam). Impor-impor semacam ini dipandang sebagai ancaman untuk penjualan dan margin keuntungan para produsen lokal dan karenanya penting untuk mendongkrak produksi teh di Indonesia.

Kementerian Pertanian Indonesia mengumumkan di tahun 2014 bahwa kementerian ini akan menduakalilipatkan anggaran untuk merevitalisasi perkebunan-perkebunan teh negara ini (terutama di Jawa Barat karena sekitar 60% perkebunan teh di Indonesia berlokasi disana) dalam rangka mendongkrak hasil produksi teh Indonesia. Anggaran ini akan digunakan untuk program intensifikasi (yang termasuk distribusi pupuk) untuk 1.700 hektar dan program rehabilitasi (yang mencakup distribusi biji dan pupuk) untuk 1.500 hektar perkebunan teh.

Meskipun biaya tenaga kerja masih relatif rendah di Indonesia, upah minimum telah bertumbuh dengan cepat selama beberapa tahun terakhir. Sebagai industri yang padat tenaga kerja (pemetikan biasanya dilakukan manual), biaya tenaga kerja merupakan komponen terbesar dari biaya operasional produsen teh. Oleh karena itu, peningkatan gaji minimum yang cepat menimbulkan kekuatiran.

Kekuatiran yang lain adalah infrastruktur. Indonesia memiliki karakteristik infrastruktur yang lemah (baik kuantitas maupun kualitas). Situasi ini menyebabkan biaya-biaya logistik meningkat tajam, membuat biaya transportasi teh dari perkebunan menuju fasilitas pengolahan dan kemudian ke outlet retail lebih mahal dari seharusnya.

Semoga produksi teh yang diharapkan semakin meningkat dan insfrasruktur yang baik,menjadikan komoditi teh Indonesia bisa menjadi pemenang dalam persaingan global.

Untuk meningkatkan nilai tambah komoditi teh,pengolahan teh menjadi produk siap konsumsi,seperti teh bubuk sekali sedu atau teh instant adalah merupakan terobosan cemerlang,agar bisa mengurangi ekspor daun teh curah.

Teh sekali sedu atau teh bubuk instant banyak ditemukan dipasaran dalam kemasan sachet. Untuk mengemasnya diperlukan mesin pengemas bubuk sachet.

 

Sumber

Tinggalkan komentar