Ulasan kali ini kita akan membahas mengenai industri gula dengan dukungan mesin packaging otomatis berkualitas. Gula yang merupakan salah satu sumber energi dan komoditi perdagangan dunia. Sekarang ini banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Rasa manis yang dihasilkan dari gula, diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam.
Ternyata sumber gula juga bisa diperoleh dari kelapa, bit, umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung. Juga menghasilkan semacam pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa sebagai komponen utama. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
Beberapa negara penghasil gula yang cukup besar
Tapi di tahun 1930-an ternyata Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pernah menjadi produsen gula utama dunia,. Meski kemudian tersaingi oleh industri gula baru yang lebih efisien. Karena saat itu industri gula di tanah air masih diproduksikan seluruhnya secara tradisional.
Kondisi tersebut diperparah ketika pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup tersebut di produksi dari jagung (maizena). Dengan mengkombinasikannya dengan pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan harga yang sangat murah.
Sumber gula di Indonesia
Tebu adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur. Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa. Kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17. Pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an. Dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik. Dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun.
Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Mesin packaging otomatis berkualitas teknologi modern.
Tingginya tingkat konsumsi (termasuk untuk industri minuman ringan). Serta kurangnya investor untuk pembukaan lahan tebu di luar Jawa menjadi penyebab sulitnya swasembada gula.
Hingga pada tahun 2002 dicanangkan target Swasembada Gula 2007. Untuk mendukungnya dibentuk Dewan Gula Indonesia pada tahun 2003 (berdasarkan Kepres RI no. 63/2003 tentang Dewan Gula Indonesia). Target ini kemudian diundur terus-menerus. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah peningkatan kualitas kemasan gula agar lebih higienis. Salah satunya adalah dengan menggunakan mesin packaging otomatis berkualitas. Dimana merupakan mesin yang sangat cocok untuk menunjang tampilan kemasan gula pasir.
Mesin packaging otomatis berkualitas merupakan teknologi baru
Setelah muncul teknologi modern yaitu mesin packing otomatis yang bisa mengoptimalkan proses produksi gula di tanah air tersebut diharapkan dapat memudahkan pelaku industri gula lokal. Agar bisa meningkatkan kapasitas produksi gula setiap bulannya. Dengan demikian supplay gula dapat dipastikan tidak ada kendala.
Perhitungannya seperti ini, kalau biasanya dengan bantuan tenaga kerja setiap menitnya hanya bisa menghasilkan satu bungkus kemasan gula pasir kiloan. Sekarang ini dengan bantuan mesin pengemas gula otomatis bisa didapatkan puluhan kemasan gula pasir kiloan setiap menitnya. Bahkan tampilan kemasan gula pasir yang dikemas dengan mesin packing otomatis berkualitas dapat lebih menjual. Dibandingkan produk gula pasir yang dikemas secara manual.
Dengan adanya dukungan mesin packaging otomatis yang semakin beragam, kedepan diharapkan perkembangan industri gula lokal bisa kembali bersinar. Dan siap bersaing dengan produk asing.